PBB: Nuklir Jepang Berisiko Rendah


| Comment(s)
NEW YORK -  Para ahli menyatakan, risiko kesehatan yang ditimbulkan akibat ledakan reaktor nuklir Jepang diperkirakan cukup rendah, dan kalaupun angin membawa kontaminan ke wilayah Pasifik, hal itu tidak akan mengancam bagi negara lain.

Jepang saat ini sedang berupaya mengatasi kebocoran pada tiga reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima, menyusul peristiwa tsunami akibat gempa berkekuatan 8.9 SR pada Jumat silam.

Namun, di tengah kekhawatiran negara-negara tetangga dan wilayah di kawasan  Asia lainnya akan dampak radiasi yang terbawa angin, PBB melalui salah satu pejabatnya menegaskan bahwa risiko penyebaran radiasi terbilang masih rendah.

"Ini bukanlah masalah kesehatan publik. Tidak akan seperti Chernobyl," ungkap Malcolm Crick, Sekretaris Komite Ilmiah PBB Bidang Efek Radiasi Atom seperti dikutip Reuters.

Sebagai langkah pencegahan, pemerintah Jepang telah mengevakuasi sekitar 140.000 orang dari wilayah sekitar reaktor di Fukushima.

Crick memberikan gambaran, kebocoran di reaktor nuklir Three Mile Island AS pada 1979 -- yang dinilai lebih parah dalam skala internasional ketimbang peristiwa di Jepang -- mengeluarkan level radiasi yang rendah.

"Banyak orang diperkirakan akan terkena radiasi setelah peristiwa Three Mile Island. Tingkat radiasi dapat terdeteksi, tetapi dalam konteks kesehatan manusia bukan berarti apa-apa," tambah Crick. 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan bahwa risiko kesehatan publik akibat kebocoran pembangkit nuklir Jepang tetap dalam skala "cukup rendah".

Sementara Badan Meteorologi Jepang melaporkan bahwa angin di wilayah reaktor bergerak dari Selatan menuju Barat pada Minggu malam, atau berhembus dari Fukushima menuju Samudera Pasifik.

"Arah angin berlaku untuk masyarakat di Jepang. Berhembus menuju ke Pasifik.  Namun saya kira, tidak akan menjadi masalah bagi negara-negara lain," ungkap Lennart Carlsson, Direktur Keamanan Pembangkit Tenaga Nuklir di Swedia. 

Peristiwa Chernobyl sendiri diketahui setelah radiasi terdeteksi di Pembangkit  Nuklir Forsmark di Swedia -- lebih dari satu hari setelah ledakan, di mana pihak  Moskow tidak pernah secara resmi mengakui peristiwa itu.

Crick menyatakan, waktu adalah hal yang sangat membantu dalam menekan risiko kebocoran terhadap kesehatan karena dampak buruk radiasi seperti iodin radio dapat menghilang dalam hitungan jam atau hari.

Pihak Jepang sendiri menilai peristiwa di Fukushima berada pada level 4 dalam skala internasional  -- yang berarti hanya menimbulkan dampak yang bersifat lokal.  Sedangkan peristiwa  Chernobyl berada pada level tertinggi yakni skala 7 dan kasus di Three Mile Island berada dalam level 5.

NB: Tadi saya mendapat sms dari teman yang isinya,
"Sebuah PLTN di Fukumi, Jepang meledak pada pukul 04.30 dini hari. Jika besok hujan atau lambat jangan pergi keluar. Jika Anda berada di luar, pastikan bahwa Anda mempunyai pelindung hujan. Ini hujan Asam. Jangan biarkan menyentuh Anda. Karena dapat membakar kulit Anda atau kanker."
Sumber


Anda baru saja membaca artikel 'PBB: Nuklir Jepang Berisiko Rendah'. Silakan tulis komentar Anda untuk artikel ini pada kotak komentar yang tersedia. Untuk kembali ke daftar isi, klik disini. Terima kasih :)